Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kelas X - Ketamansiswaan : Kehidupan Keluarga dan Akhir Hayat Ki Hadjar Dewantara

6. Kehidupan Keluarga Ki Hadjar Dewantara

Ditengah kesibukannya berjuang, sebagai manusia biasa yang dikodratkan sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial, Ki Hadjar Dewantara perlu membina keluarga yang berbahagia. R.A Soetartinah (Nyi Hadjar Dewantara) lahir di Yogyakarta pada tanggal 14 September 1890. Ayahnya bernama Pangeran Sosroningrat paman dari Ki Hadjar Dewantara sendiri.

Gambar: Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta

Setelah tamat dari ELS tahun 1904, R.A. Soetartinah melanjutkan sekolahnya ke Sekolah Guru, kemudian menjadi guru bantu di sekolah yang didirikan oleh R.M. Gondoatmojo. Pada 4 November 1907 R.A. Soetartinah menikah dengan Ki Hadjar Dewantara yang sedang melanjutkan studinya di STOVIA. Sejak itu nama R.A. Soetartinah dikenal menjadi Nyi Hadjar Dewantara. Mereka berdua dikaruniai 6 anak, yaitu:

  1. Bambang Sokawati Dewantara
  2. Ratih Tarbiyah
  3. Syailendra Wijaya
  4. Asti Wandansari
  5. Subroto Aria Mataram
  6. Sudiro Alimurtolo

Selama membangun maghligai rumah tangga, Ki dan Nyi Hadjar Dewantara mampu mewujudkan keluarga yang bahagia. Sebagai isteri yang setia Nyi Hadjar mampu melaksanakan Pancadarmanya Wanita, yaitu:

Mampu sebagai pendamping suami yang setia

Dua minggu setelah menikah Nyi Hadjar mengikuti suami hidup di pembuangan selama 6 tahun. Sekembali dari pembuangan pada tahun 1920 di kala Ki Hadjar masuk lagi ke penjara di Semarang dan Pekalongan dengan setia selalu memperhatikan dan menengoknya. Selama di Tamansiswa Ki Hadjar Dewantara selalu hidup sederhana dan Nyi Hadjar Dewantara tidak pernah mengeluh.

Mampu mengatur rumah tangga

Walau dengan keadaan ekonomi yang sangat sederhana namun rumah tangga Ki Hadjar tidak menjadi berantakan.

Mampu mengatur ekonomi

Di kala mengikuti suami ke pembuangan di Nederland, Nyi Hadjar mengajar TK untuk membantu ekonomi keluarganya.

Mampu menempatkan anak sesuai bakat dan minat kemampuannya
Materi Rekomendasi

Nyi Hajar mampu mendidik anak anaknya sesuai dengan bakat anak serta kemampuan anak.

Mampu menempatkan dirinya

Dalam bergaul dengan masyarakat, Nyi Hajar mampu menempatkan dirinya. Tidak bersikap sembrono dalam bergaul dengan masyarakat sekitarnya.

Selain mampu menempatkan Pancadarma Wanita, Nyi Hadjar juga mampu mengembangkan karirnya, antara lain:

  1. Sebagai Pamong di Taman Indria/Taman Kanak-kanak dan mendirikan Organisasi Wanita Tamansiswa yang merupakan wadah kegiatan bagi para wanita Tamansiswa
  2. Pada waktu Ki Hadjar menentang Undang-undang Onderwijs Ordonanntie 1932, Nyi Hadjar mendirikan Studio Radio “MAVRO” dan selalu siaran di sana
  3. Sebagai pemrakarsa Kongres Perempuan
  4. Menjadi Pemimpin Umum Persatuan Tamansiswa setelah Ki Hadjar wafat

Nyi Hadjar wafat pada 16 April 1971. Jenazahnya setelah disemayamkan di Pendapa Agung Tamansiswa kemudian dimakamkan di Taman Wijaya Brata, disamping makam Ki Hadjar Dewantara. Atas jasanya kepada keluarga, kepada Tamansiswa dan kepada bangsa Indonesia pada umumnya, Nyi Hadjar mendapat penghargaan:

  1. Ditetapkan sebagai Perintis Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 16 September 1961
  2. Menerima Anugerah Satya Lencana Kebudayaan pada tanggal 13 April 1968
  3. Sebagai ibu Organisasi Wanita Tamansiswa
  4. Hari wafat Ki dan Nyi Hadjar Dewantara yaitu 16 April-26 April ditetapkan sebagai Hari Bakti Tamansiswa oleh Majelis Luhur
7. Akhir Hayat Ki Hadjar Dewantara

Setelah menderita sakit beberapa hari Ki Hadjar Dewantara wafat di Yogyakarta pada tanggal 26 April 1959. Sebelum dimakamkan di Taman Wijaya Brata jenazah beliau disemayamkan di Pendapa Agung Tamansiswa Yogyakarta. Hadir pada persemayaman itu ribuan pelayat yang terdiri dari siswa, mahasiswa, pejabat Pemerintah Daerah, Pejabat Pemerintah Pusat, sahabat, handai taulan dan keluarga. Mereka berdoa dan bersembahyang sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.

Setelah melalui upacara penyerahan jenazah dari keluarga ke Perguruan Tamansiswa dan dari Perguruan Tamansiswa ke Pemerinta RI maka jenazah Ki Hadjar Dewantara diberangkatkan dari Pendapa Agung Tamansiswa menuju pemakaman Keluarga Tamansiswa yang bernama Taman Wijaya Brata dengan diiringi ratusan mobil dan ribuan pelayat yang berjalan kaki. Di sepanjang jalan masyarakat ikut menghormati. Jenazah Ki Hadjar Dewantara dimakamkan dengan upacara kenegaraan sebagai Perwira Tinggi Anumerta.

Keluarga Tamansiswa ditinggalkan oleh pendiri, pemimpin, sekaligus Bapaknya untuk selama-lamanya. Berkat sifat dan sikapnya yang religius, jujur, adil, berani, etis, estetis, tekun, kreatif, nasionalis, patriotis, mandiri, sederhana dan makarya, Ki Hadjar Dewantara dipandang sebagai orang yang banyak jasanya bagi nusa dan bangsanya, sehingga beliau mendapatkan berbagai gelar dari masyarakat, organisasi, institusi dan pemerintah. Penghormatan itu antara lain:

Dari Organisasi dan masyarakat didapat penghargaan:
  1. Sebagai Pelopor Pendidikan Nasional, Budayawan, Bapak Tamansiswa dan Bangsawan yang merakyat
  2. Sebagai Ketua Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada tanggal 28 April 1959
  3. Mendapat Gelar Kehormatan Doctor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada dalam bidang Kebudayaan pada tahun 1956
  4. Sebagai Purnasetiawan Tamansiswa
Dari Pemerintah RI didapat penghargaan:
  1. Ditetapkan sebagai Perintis Kemerdekaan (8 Maret 1955)
  2. Di makamkan dengan upacara kenegaraan sebagai Perwira Tinggi Anumerta (26 April 1959)
  3. Diangkat sebagai Pahlawan Nasional (28 November 1959)
  4. Hari lahirnya 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional (16 Desember 1959)
  5. Dianugerahi Bintang Maha Putera kelas I (17 Agustus 1960)
  6. Diberikan Tanda Penghormatan Satya Lencana Kemerdekaan (20 Mei 1961)
  7. Mendapat anugerah Rumah Pahlawan (27 November 1961) dan lain-lainnya.

Posting Komentar

0 Komentar