Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ketamansiswaan X : Paguyuban Selasa Kliwon (KBM 11092020)

 

3.              3. Paguyuban / Perkumpulan Selasa Kliwonan

Sekembali dari pengasingan di Negeri Belanda Ki Hadjar Dewantara bertemu Ki Ageng Suryomataram dan mendirikan perkumpulan Selasa Kliwonan. Dinamakan perkumpulan Selasa Kliwonan karena berkumpulnya tiap malam Selasa Kliwon, agar tidak dilarang oleh penjajah.



Perkumpulan itu dipimpin oleh Ki Ageng Suryomataram sebagai Ketua, dan Ki Hadjar Dewantara sebagai Sekretaris/Panitera. Anggota perkumpulan itu terdiri para pendidik, budayawan, politikus dan ahli jiwa, khususnya para mantan anggota Boedi Oetomo. Tujuan perkumpulan ini adalah mencita-citakan kebahagiaan setiap orang (individu), kebahagiaan bangsa Indonesia, dan kebahagiaan umat manusia sedunia atau lebih dikenal dalam Perguruan Tamansiswa adalah mamayu hayuning sarira, bangsa, manungsa.

Untuk mencapai cita-citanya setiap malam Selasa Kliwon mereka berdiskusi, bagaimana caranya mencapai kemerdekaan Indonesia, melalui perang nusantara dan melalui pergerakan politik selalu dikalahkan oleh penjajah.

Setelah lebih kurang satu tahun berdiskusi, akhirnya mereka menemukan kesimpulan bahwa untuk mencapai kemerdekaan Indonesia perlu ada pendidikan jiwa merdeka. Akhirnya diputuskan bahwa Ki Hadjar Dewantara ditugaskan untuk mendidik jiwa merdeka bagi anak-anak, dan Ki Ageng Suryomataram ditugaskan untuk mendidik jiwa merdeka bagi orang-orang dewasa. Setelah itu maka Perkumpulan Selasa kliwon membubarkan diri, tidak dibubarkan oleh siapapun. Pertimbangannya adalah bahwa cita-cita paguyuban/perkumpulan tersebut telah tercapai. Para anggotanya ditugaskan untuk membantu Ki Hadjar Dewantara dan Ki Ageng Suryomataram.



Untuk mewujudkan tugas dari perkumpulan Selasa Kliwon, Ki Hadjar Dewantara teringat akan situasi bangsa Indonesia yang bodoh, miskin, terbelakang dan teringat pula akan keinginannya untuk mendirikan sekolah bagi rakyat banyak. Setelah lebih kurang satu tahun membantu mengajar di sekolah Adi Darma milik kakaknya, pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hadjar Dewantara dibantu oleh beberapa kawan membuka Perguruan Tamansiswa bertempat di Yogyakarta.

Perguruan itu dipimpin langsung oleh beliau sampai beliau wfat. Perguruan tersebut dijadikan wadah penyaluran konsepsi-konsepsi beliau tentang pendidikan, kebudayaan, kemasyarakatan, kebangsaan, ekonomi kerakyatan tentang kemanusiaan dan sebagainya.

 

4.              4. Cita–cita Luhur Mengakhiri Kebodohan, Kemiskinan dan Keterbelakangan

Disamping didorong kondisi bangsa yang bodoh, miskin dan tertindas, cita-cita Ki Hadjar Dewantara ingin mendirikan pendidikan untuk rakyat dan keputusan perkumpulan Selasa Kliwon untuk mendidik jiwa merdeka guna mencapai Indonesia merdeka. Alasan didirikannya Perguruan Tamansiswa juga didorong cita-cita luhur ingin mewujudkan masyarakat tertib damai, salam dan bahagia. Cita-cita luhur itu digambarkan dalam lambing Tamansiswa dengan burung garuda yang selalu terbang tinggi.

Mengakhiri kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan digambarkan dengan cakra yaitu senjata pamungkas milik Sri Kresna yang dipakai untuk mengakhiri peperangan. Sedang caranya dengan mempertajam daya cipta (kognitif), daya rasa (afeksi) dan daya karsa (Psikomotor) melalui kegiatan belajar dan mengajar. Cara itu digambarkan dalam lambang Tamansiswa dengan trisula (tiga runcing)

Cita-cita luhur tersebut sampai sekarang belum terwujud, oleh karena itu Perguruan Tamansiswa masih mengupayakannya. Selama masih ada rakyat yang bodoh, miskin dan tertinggal, selama itu pula Perguruan Tamansiswa akan terus mengupayakannya.

Materi Rekomendasi

Posting Komentar

0 Komentar