Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kelas X - Ketamansiswaan : Berjuang di Kalangan Pendidikan

5. Berjuang di Kalangan Pendidikan

Setelah tamat ELS Ki Hadjar Dewantara sempat belajar di Kweek School (Sekolah Guru). Pada waktu diasingkan di Nederland, beliau juga sempat memperdalam jurnalistik, seni drama dan pendidikan sehingga beliau memperoleh Akta Mengajar pada tanggal 12 Juni 1915.

Pada tahun 1921 di Yogyakarta Ki Hadjar Dewantara masuk dalam Perkumpulan Slasa Kliwon dan ditugasi sebagai Panitera (Sekretaris). Ketuanya adalah Ki Ageng Suryomataram. Perkumpulan ini berdiskusi tiap malam Slasa Kliwon dengan anggota-anggotanya para pendidik, ahli jiwa, politikus dan budayawan.

Gambar: Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta
Materi Rekomendasi

Cita-cita perkumpulan ini adalah "Mamayu Hayuning Sarira, Bangsa, Manungsa" (Mencita-citakan kebahagian diri pribadi, bangsa dan umat manusia). Cita-cita perkumpulan/paguyuban Slasa Kliwon harus dicapai dengan pendidikan. Memperbaiki jiwa dan mental bangsa tidak cukup hanya dengan pergerakan politik saja namun pendidikan rakyat dan pendidikan jiwa merdeka harus diutamakan. Pada akhir diskusinya diputuskan bahwa:

  1. Perlunya pendidikan jiwa merdeka sebagai sarana mencapai kemerdekaan Indonesia.
  2. Menugaskan Ki Hadjar Dewantara untuk mendidik jiwa merdeka bagi anak-anak dan Ki Ageng Suryomataram untuk mendidik jiwa merdeka bagi masyarakat/orang dewasa.

Dengan tugas itu pada tanggal 3 Juli 1922 bertempat di Yogyakarta Ki Hadjar Dewantara mendirikan National Onderwijs Instituut Tamansiswa yang selanjutnya disebut Perguruan Kebangsaan Tamansiswa dan sekarang menjadi Perguruan Tamansiswa. Melalui Perguruan Tamansiswa yang dipimpinnya sampai akhir hayatnya Ki Hadjar Dewantara dapat memadukan cita-cita dirinya dan cita-cita Perkumpulan Slasa Kliwonan.

Beberapa prestasi pendidikan yang diraih Ki Hadjar Dewantara melalui Tamansiswa antara lain:
  1. Mengubah sistem pendidikan colonial yang beralaskan syarat “paksaan –hukuman-ketertiban (regering-tucht en orde) menjadi pendidikan nasional yang memelihara dengan sebesar perhatian untuk mendapatkan tumbuhnya hidup anak lahir dan batin menurut kodratnya sendiri (Among Methode = Tutwuri Handayani)
  2. Melaksanakan sistem Life long education dengan keharmonisan lingkungan pendidikan Keluarga-Sekolah/Perguruan dan Masyarakat/Pemuda (Sistem Tripusat Pendidikan)
  3. Memprotes diberlakukannya Onderwijs Ordonnantie 1932 (Undang-undang Sekolah Swasta/Partikelir), larangan mengajar bagi guru Tamansiswa dll
  4. Penanaman jiwa merdeka sebagai keseimbangan antara hak asasi dan kewajiban bermasyarakat yang tertib damai dan salam bahagia
  5. Konsep pendidikan Nasional yang berdasar Kebangsaan dan bersendi peradaban bangsa Indonesia
Atas jasa-jasanya di bidang pendidikan Ki Hadjar Dewantara mendapat penghargaan:
  1. Sebagai Bapak Pelopor Pendidikan Nasional dan Bapak Tamansiswa
  2. Hari lahirnya 2 Mei ditetapkan sebagai hari Pendidikan Nasional Indonesia
  3. Konsepsi Tutwuri Handayani dicantumkan dalam Lambang Departemen Pendidikan Nasional Indonesia

Posting Komentar

0 Komentar