Assalamualaikum Wr Wb..
Selamat pagi anak-anak ..pada pertemuan ke -3 ini ibu akan menyampaikan materi masih pengembangan bab 1 yaitu tentang Revolusi Industri 4.0 dan bisnis Start Up di Indonesia.Silahkan pelajari dan tetap semangat dalam melaksanakan prakerin dan pembelajaran daring.
![]() |
Gambar: Pixabay |
Belakangan ini kata Industry 4.0 sering digemakan oleh banyak orang. Akan tetapi, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih belum mengerti apa itu Industry 4.0 dan bagaimana hal tersebut akan memberikan sumbangsih terhadap kemajuan Indonesia.
Istilah Industry 4.0 pertama kali digemakan pada Hannover Fair, 4-8 April 2011. Istilah ini digunakan oleh pemerintah Jerman untuk memajukan bidang industri ke tingkat selanjutnya, dengan bantuan teknologi.
Mengutip dari laman Forbes, revolusi industri generasi keempat bisa diartikan sebagai adanya ikut campur sebuah sistem cerdas dan otomasi dalam industri. Hal ini digerakkan oleh data melalui teknologi machine learning dan AI.
"Revolusi Industri 4.0 merupakan upaya transformasi menuju perbaikan dengan mengintegrasikan dunia online dan lini produksi di industri, di mana semua proses produksi berjalan dengan internet sebagai penopang utama." kata Airlangga.
Contoh bisnis Start Up di Indonesia.
Sejumlah startup di Indonesia sudah melampaui angka unicorn, bahkan sebagian sudah bisa dikatakan masuk sebagai decacorn. Startup-startup tersebut antara lain Gojek, Tokpedia, OVO, Bukalapak, Traveloka, dan Shopee. Bidang yang digeluti oleh startup tersebut pun bervariasi, mulai dari keuangan, pemasaran, pelayanan, ritel, sampai video games. Jumlah ini bisa saja bertambah seiring dengan perkembangan teknologi yang ada. Sejauh ini, belum ada cetak biru yang bisa disepakati bersama untuk menentukan valuasi perusahaan startup. Apalagi banyak perusahaan startup yang merahasiakan jumlah pendanaan yang masuk. Valuasi startup adalah bisa didasarkan pada persetujuan antara founder dengan investor dengan mempertimbangkan besaran penjualan atau catatan transaksi lainnya, jumlah pengguna atau pasar, potensi di masa depan, dan tentunya jumlah pendanaan dari investor.
Secara singkat start-up adalah suatu istilah yang biasa digunakan dalam menyebutkan satu perusahaan rintisan baru yang mulai beroperasi atau baru memulai usahanya. Seperti namanya istilah ini memang diambil dari bahasa Inggris yaitu kata "startup" yang berarti memulai. Beberapa contoh dari perusahaan startup yang sudah sangat familiar di Indonesia yaitu seperti perusahaan Gojek, Bukalapak, Traveloka, Tiket.com, Tokopedia, dan lain sebagainya.
Perusahaan startup terkadang juga selalu dikaitkan dengan sebuah perusahaan yang berbasis teknologi. Hal ini disebabkan karena memang istilah tersebut pertama kali dipopulerkan ketika teknologi informasi khususnya internet pada saat itu sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sehingga hal itu kemudian membuat banyak perusahaan rintisan yang kemudian berlomba-lomba untuk memasarkan layanannya melalui jaringan internet dengan membuat sebuah website berdomain dotcom.
Jadi apa itu Startup?
Secara singkat start-up adalah suatu istilah yang biasa digunakan dalam menyebutkan satu perusahaan rintisan baru yang mulai beroperasi atau baru memulai usahanya. Seperti namanya istilah ini memang diambil dari bahasa Inggris yaitu kata "startup" yang berarti memulai. Beberapa contoh dari perusahaan startup yang sudah sangat familiar di Indonesia yaitu seperti perusahaan Gojek, Bukalapak, Traveloka, Tiket.com, Tokopedia, dan lain sebagainya.
Perusahaan startup terkadang juga selalu dikaitkan dengan sebuah perusahaan yang berbasis teknologi. Hal ini disebabkan karena memang istilah tersebut pertama kali dipopulerkan ketika teknologi informasi khususnya internet pada saat itu sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sehingga hal itu kemudian membuat banyak perusahaan rintisan yang kemudian berlomba-lomba untuk memasarkan layanannya melalui jaringan internet dengan membuat sebuah website berdomain dotcom.
Padahal hal tersebut sebenarnya sungguh kurang tepat, karena pada dasarnya istilah start up sendiri memiliki arti yang sangat luas dan tidak hanya terpaku pada satu bidang saja yaitu teknologi. Melainkan istilah tersebut bisa juga berlaku bagi semua jenis perusahaan-perusahaan rintisan lain, apapun bidang yang digeluti meski berbasis non-teknologi.
Ketika baru memulai merintis bisnisnya, perusahaan startup (startup company) umumnya hanya memiliki sedikit sekali sumber daya. Hal ini memang sengaja dilakukan guna menghemat pengeluaran seminimal mungkin, terutama selama perusahaan masih dalam fase pengembangan dan pencarian target pasar yang tepat bagi perusahaan.
Sehingga jangan heran ketika kita melihat satu perusahaan startup yang cukup terkenal, namun pada saat diamati lebih jauh ternyata hanya memiliki SDM atau pegawai yang amat sangat sedikit. Hal ini karena biasanya perusahaan rintisan lebih mengutamakan SDM kreatif dan inovatif sehingga menuntut agar para pegawai bisa bekerja secara lebih fleksibel.
Meskipun begitu jangan pernah menganggap remeh, karena jika jenis perusahaan rintisan ini sudah cukup stabil dan sudah memiliki target pasar yang tepat, maka biasanya bisnis start-up ini akan sangat diminati oleh banyak investor. Hal ini pun tentu berdampak pada pertumbuhan perusahaan yang akan langsung melambung dan berkembang menjadi sangat pesat.
Nah karena hal ini pulalah membuat perusahaan yang berbasis start-up bisa dibagi atau diklasifikasikan kedalam beberapa jenis level berdasarkan dari nilai modal dan valuasi sahamnya. Nilai valuasi adalah nilai ekonomis yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
Lalu apa saja jenis-jenis pembagian tersebut? Untuk mengetahuinya langsung saja kita simak pembahasan berikut ini.
Jenis Level Perusahaan StartUp Berdasarkan Nilai Valuasi
Nama-nama atau pengklasifikasian dari perusahaan rintisan ini secara umum diambil dari nama-nama hewan dan beberapa diantaranya adalah jenis hewan yang termasuk kedalam mahluk mitologi.
1. Cockroach
Agak terdengar menggelitik namun inilah level paling bawah dari klasifikasi startup. Level pertama yaitu bernama cockroach atau kecoa merupakan level dimana perusahaan benar-benar baru merintis, sehingga nilai valuasi pun tergolong sangat rendah nilainya, tidak lebih dari 10.000.000 USD atau kurang dari 140 Miliar rupiah (kurs 14.000). Meskipun begitu, di level ini perusahaan biasanya sudah memiliki fondasi yang cukup lumayan kuat.
2. Ponies
Beranjak naik satu level diatasnya ada ponies yang disimbolkan dengan kuda poni. Seperti namanya kuda poni merupakan jenis kuda kecil yang mengartikan bahwa perusahaan sudah mulai berkembang, namun memiliki nilai valuasi yang masih terbatas yaitu nilainya diatas dari 10.000.000 USD (> 140 Miliar rupiah). Contoh perusahaan Indonesia yang ada di peringkat ini yaitu LinkAja.
3. Centaurus
Di level ini disimbolkan dengan hewan mitologi Centaurus yaitu perwujudan dari kuda berkepala manusia. Perusahaan startup pada level ini sudah sangat berkembang dengan baik dan memiliki nilai valuasi yang menyentuh lebih dari 100.000.000 USD (> 1,4 Triliun rupiah). Contoh dari perusahaan yang berada di level ini yaitu aplikasi perusahaan pembayaran DANA.
4. Unicorn
Istilah perusahaan rintisan satu ini mungkin yang paling banyak dikenal oleh masyarakat luas, karena sering menjadi sorotan dan diberitakan oleh media-media mainstream. Level perusahaan rintisan ini disimbolkan dengan kuda mitologi unicorn yang memiliki satu ekor tanduk. Jumlah nilai valuasi dari perusahaan unicorn yaitu memiliki nilai lebih dari 1 miliar USD (> 14 Triliun rupiah). Contoh dari perusahaan Indonesia yang sudah termasuk kedalam unicorn memang tidaklah banyak, beberapa diantaranya yaitu seperti Bukalapak, Tokopedia, Traveloka, dan OVO.
5. Decacorn
Selanjutnya ada level decacorn dimana pada tingkatan ini perusahaan startup sudah memiliki fondasi yang sangat kuat. Pada level ini zering disimbolkan dengan kuda unicorn yang memiliki dua tanduk. Seperti namanya yaitu Deca yang berarti 10, perusahaan yang berada di level ini memiliki valuasi nilai lebih dari 10 Miliar USD (> 140 Triliun rupiah). Perusahaan rintisan asal Indonesia yang sudah berada pada tingkatan ini yaitu perusahaan layanan pesan antar Gojek.
6. Hectocorn
Di urutan paling atas ada hectocorn yang merupakan tingkatan paling akhir dari level perusahaan startup. Pada tingkatan ini status perusahaan biasanya sudah memiliki jangkauan luas yang berskala internasional. Adapun nilai valuasi pada perusahaan hectocorn yaitu lebih dari 100 miliar USD (> 1.400 Triliun rupiah).
Catatan:
Contoh dari perusahaan yang dituliskan dalam level klasifikasi diatas telah disesuaikan dengan catatan dari nilai valuasi terkini masing-masing perusahaan. Nilai tersebut mungkin saja bisa berubah sewaktu-waktu tergantung dari kinerja perusahaan, apakah mengalami kenaikan nilai atau justru sebaliknya.
0 Komentar