Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kelas X - Ekonomi Bisni : Model dan Pelaku Ekonomi

Model dan Pelaku Ekomi

Roda perekonomian digerakkan oleh pelaku - pelaku kegiatan ekonomi yaitu produsen yang disebut juga rumah tangga produsen. Produsen dengan segala cara yang unik menarik mencoba mengkomunikasikan produknya ke masyarakat atau ke konsumen agar mempertimbangkan untuk mengkonsumsinya. Masyarakat atau konsumen yang disebut juga dengan rumah tangga keluarga atau rumah tangga konsumen mungkin menjadi tertarik dengan yang dinfokan oleh rumah tangga produsen.

Image by Olya Adamovich from Pixabay

Interaksi ini ternyata juga menarik pelaku ekonomi yang lain yaitu pemerintah atau negara yang disebut juga dengan rumah tangga pemerintah atau rumah tangga negara. Kegiatan perekonomian tidak cukup hanya digerakkan oleh tiga pelaku ekonomi ini saja, masih ada satu pelaku ekonomi lain yang berperan serta menggerakkannya yaitu masyarakat luar negeri. Keempat pelaku ekonomi ini saling berinteraksi menggerakkan roda perekonomian hingga dapat digambarkan dalam diagram interaksi antar pelaku ekonomi dan menentukan maju mundurnya roda perkonomian itu sendiri.

Adanya kegiatan saling memberi dan menerima, yang diartikan disini adalah menjual dan membeli. Apa yang dijual dan siapa yang menjual. Apa yang dibeli dan siapa yang membeli. Pelaku - pelaku ekonomi ini melakukan kegiatan menjual dan membeli sesuai dengan kepentingannya masing - masing. Rumah tangga produsen membeli faktor - faktor produksi dari rumah tangga keluarga atau rumah tangga konsumen missal, faktor produksi tenaga kerja, alam, dan modal. Rumah tangga produsen menjual hasil produksinya ke rumah tangga konsumen, pemerintah dan masyarakat luar negeri serta membayar pajak ke rumah tangga pemerintah. Rumah tangga konsumen menjual faktor - faktor produksi ke rumah tangga produsen, pemerintah dan masyarakat luar negeri. Rumah tangga konsumen membeli hasil produksi dari rumah tangga produsen dan masyarakat luar negeri serta membayar pajak ke rumah tangga pemerintah.

Rumah tangga pemerintah membeli faktor - faktor produksi dari rumah tangga konsumen dan hasil produksi rumah tangga produsen dan memungut pajak. Hasil pungutan pajak oleh pemerintah digunakan untuk menyelenggarakan pemerintahan, menyiapkan apa yang dibutuhkan rumah tangga konsumen dan produsen. Masyarakat luar negeri menjual hasil produksinya dan membeli hasil produksi negara lain. Masing - masing pelaku kegiatan ekonomi memiliki ciri - ciri sendiri - sendiri dan peran sendiri - sendiri. Apa yang menjadi ciri - ciri dari masing - masing pelaku ekonomi dapat kalian pelajari di buku paket kalian.

Peran Pelaku Kegiatan Ekonomi

Ekonomi tidak dapat berjalan dengan sendirinya. Dalam kegiatan ekonomi diperlukan beberapa pihak untuk memegang perannya. Di bawah ini merupakan peran - peran pelaku kegiatan ekonomi:

1. Peran Konsumen
  1. Sebagai pemakai barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan. Pada kegiatan ekonomi peran konsumen sangat menentukan barang dan jasa yang diproduksi. Sebelum barang diproduksi, riset pasar atas kebutuhan konsumen atau pemakainya dilakukan terlebih dahulu.
  2. Membantu peredaran barang dan jasa. Barang akan mengendap di gudang jika belum terjual atau sebelum sampai ke tangan konsumen. Dalam kondisi ini konsumen berperan sebagai pelancar arus barang.
  3. Dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam rangka perlindungan konsumen. Pemerintah sebagai institusi yang berusaha menyejahterakan masyarakat (konsumen) dapat menetapkan peraturan - peraturan yang berpihak pada konsumen. Misal. Penetapan harga eceran tertinggi (HET) pada apotek dan pembentukan yayasan lembaga konsumen Indonesia (YLKI).
  4. Berperan menaikkan atau menurunkan harga faktor - faktor produksi. Masyarakat atau rumah tangga keluarga/rumah tangga konsumen sebagai pemilik tanah, tenaga kerja dan modal dapat menaikkan, bahkan jika perlu menurunkan harga - harga faktor produksi seperti sewa, upah, dan bunga.
2. Peran Produsen
  1. Sebagai penghasil barang dan jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Barang dan jasa dihasilkan oleh produsen dengan menggunakan faktor - faktor produksi.
  2. Sebagai pihak yang dapat menaikkan produk domestik bruto. Hal ini tentu saja dapat meningkatkan kemakmuran negara. Dalam teori ekonomi, disebut kemakmuran suatu bangsa ditentukan oleh kemampuannya untuk menghasilkan barang dan jasa. Bangsa yang tidak dapat menghasilkan barang dan jasa tentu sulit untuk makmur.
  3. Sebagai pemakai faktor - faktor produksi yang dimiliki oleh konsumen dalam kegiatan ekonomi yang terkait.
  4. Mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam rangka menghasilkan produksi. Produsen sebagaI penghasil barang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah. Bahkan pada negara tertentu, pembuatan paraturan pun harus mempertimbangkan usul perusahaan (produsen) karena jika usul dari produsen tidak dipertimbangkan, bisa saja mereka pindah ke negara lain.
  5. Mengusahakan kelancaran pasokan barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen. Kelancaran pasokan barang dan jasa berdampak ganda, selain memperlancar kebutuhan konsumen, juga dapat mempercepat barang dan jasa menjadi uang.
  6. Membayar harga barang - barang faktor produksi. Pembayaran harga barang faktor - faktor produksi yang diterima konsumen menamabah pendapatan masyarakat pembayaran ini juga dapat meningkatkan pendapatan nasional.
  7. Melakukan kegiatan inovasi pada produksi barang. Produsen sebagai wirausahawan berusaha untuk mencari atau menemukan cara - cara kerja baru agar harga pokok barang menjadi murah dan waktu produksi makin cepat.
3. Peran Pemerintah
  1. Membeli barang dan jasa untuk kepentingan konsumsi anggota.
  2. Mempekerjakan dan menggaji karyawan dalam rangka menjalankan roda pemerintahan.
  3. Mempersiapkan dan menyediakan infrastruktur demi kelancaran usaha konsumen dan produsen.
  4. Memungut pajak dari perusahaan dan rumah tangga konsumen untuk digunakan dalam penyelenggaraan negara untuk kesejahteraan masyarakat.
  5. Mempersiapkan peraturan yang dapat melindungi kepentingan konsumen dan produsen.
  6. Mempersiapkan peraturan untuk kelancaran pelaksanaan ekspor dan impor.
  7. Mengelola Badan Usaha Milik Negara dalam rangka pelaksanaan Pasal 33 ayat 2 dan 3 UUD 1945.
  8. Melaksanakan sebaik - baiknya ABPN untuk kemakmuran rakyat.
4. Peran Masyarakat Luar Negeri
  1. Sebagai tempat singgah para pencari kerja di luar negeri.
  2. Negara atau masyarakat sebagai penerima ekspor.
  3. Negara sebagai sumber pinjaman melalui lembaga keuangan international.
  4. Negara atau masyarakat sebagai pemberi bantuan berupa hibah atau pinjaman jika terjadi bencana alam.
Interaksi Antar Pelaku Ekonomi

Kegiatan perekonomian melibatkan pelaku - pelaku ekonomi menjadi saling berinteraksi. Interaksi dapat terjadi dua pihak atau dua sektor yaitu rumah tangga konsumen dan rumah tangga produsen, dapat terjadi tiga pihak atau tiga sektor yaitu antar rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen dan rumah tangga pemerintah, serta dapat terjadi empat pihak atau empat sektor yaitu rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, rumah tangga pemerintah dan masyarakat luar negeri. Interaksi ini dapat ditunjukkan dalam bentuk diagram, lihat buku paket halaman 51 - 52.

Perilaku Konsumen

Pengertian konsumsi

Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghabiskan faedah suatu benda (barang dan jasa) dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Benda selain digunakan untuk tujuan konsumsi juga dapat dipergunakan sebagai benda produksi.

Ciri - ciri benda konsumsi:

  1. Benda ekonomi atau benda untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan.
  2. Ditujukan untuk memenuhi kebutuhan.
  3. Manfaat, nilai, atau volume benda yang digunakan akan habis.

Pembagian Benda Konsumsi

  1. Benda yang habis dalam sekali pemakaian.
  2. Benda yang pemakaiannya berulang - ulang atau pemakaiannya dalam waktu relative lama.
Tujuan Kegiatan Konsumsi

Adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup secara langsung. Selain untuk tujuan tersebut benda - benda dapat digunakan untuk menghasilkan uang, kegiatan ini merupakan kegiatan produksi.

Faktor - faktor yang mempengaruhi konsumsi:

  1. Faktor ekonomi, yang mempengaruhi konsumsi antara lain tingkat pendapatan, tingkat harga barang dan jasa, tingkat ketersediaan barang dan jasa.
  2. Faktor non ekonomi, dipengaruhi antara lain oleh : jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, tempat tinggal,lingkungan sosial budaya, agama, adat istiadat.
Teori Perilaku Konsumen

Seperti yang telah dibahas pada bahasan sebelumnya, bahwa manusia harus selalu melakukan pilihan. Dimana setiap hari manusia melakukan pilihan itu tak terbilang banyaknya. Memang harus melakukan pilihan karena keinginan manusia yang tak terbatas sedangkan sumber daya yang tersedia sangat terbatas.

Materi Rekomendasi

Konsep pilihan ini merupakan perilaku mendasar dari konsumen. Konsep dasar perilaku konsumen ini menyatakan bahwa konsumen pada umumnya selalu berusaha mencapai utilitas (utility) yang maksimal dari pemakaian benda yang dikonsumsinya. Apa yang dimaksud dengan konsep utilitas?

Utilitas (utility) adalah derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang. Atau dengan kata lain, utilitas adalah ukuran kepuasan yang diterima dari penggunaan atau konsumsi barang dan jasa.

Kamu merasa puas dengan semangkok bakso yang baru dibeli di kala istirahat, merasa terhibur oleh pertunjukan band anak - anak SMK, bangga dengan sepatu yang baru merk terkenal, dan lain - lain.

Apapun ungkapan perasaan yang berkaitan dengan kata - kata puas, terhibur, atau bangga, semuanya tercakup dalam kata utility tersebut. Utilitas adalah kata lain dari kepuasan. Karena berkaitan dengan ukuran kepuasan seseorang dari penggunaan barang dan jasa, utilitas sering pula disebut sebagai nilai guna.

Konsumen merupakan pribadi yang unik, kosumen yang satu dengan yang lain mempunyai kebutuhan yang berbeda dan perilaku yang berbeda dalam memenuhi kebutuhannya. Namun, dalam perbedaan - perbedaan yang unik itu ada suatu persamaan, yaitu setiap konsumen berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya dalam mengkonsumsi suatu barang.

Teori perilaku konsumen dapat menjelaskan bagaimana cara seseorang konsumen memilih suatu produk yang diyakini akan memberikan kepuasan maksimum dengan dibatasi oleh pendapatan dan harga barang.

Pendekatan Kardinal

Pendekatan kardinal disebut juga dengan pendekatan marginal utility. Pendekatan kardinal dalam analisis konsumen didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang dapat diukur/dikuantifikasi dengan satuan tertentu, seperti uang, jumlah, atau buah. Semakin besar jumlah barang yang dikonsumsi, semakin besar pula tingkat kepuasan konsumen. Konsumen yang rasional akan berusaha memaksimalkan kepuasannya dengan pendapatan yang dimilikinya.

Dalam bahasan ini adalah membahas hasil penelitian Hermann Heinrich Gossen mengenai nilai guna total (total utility) dan nilai guna marjinal (marginal utility) yang terkandung dalam Hukum Gossen I dan Hukum Gossen II.

Nilai guna total adalah kepuasan total yang dinikmati oleh konsumen dalam mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa tertentu secara keseluruhan. Nilai guna marjinal atau kepuasan marjinal adalah tambahan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen dari setiap tambahan barang atau jasa yang dikonsumsinya.

Hukum Gossen I

Konsumen selalu membuat pilihan yang akan memberi mereka kepuasan paling besar dan selalu berusaha untuk memaksimalkan nilai guna atau kepuasan. Tetapi, menurut penelitian Hermann Heinrich Gossen disebutkan bahwa apabila pemenuhan kebutuhan atas suatu barang dilakukan secara terus menerus, kenikmatan dari mengkonsumsi barang tersebut mula - mula tinggi, namun makin lama makin menurun sampai akhirnya akan mencapai titik jenuh (mencapai titik nol).

Penelitian ini menghasilkan Hukum Gossen I yang berbunyi : Jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus - menerus, maka rasa nikmatnya mula - mula akan tinggi, namun semakin lama kenikmatan tersebut semakin menurun sampai akhirnya mencapai batas jenuh. Teori ini juga dikemukakan oleh William Stanley Jevons, seorang ekonom dan matematikawan Inggris.

Agar pemahaman lebih jelas diserap, diambil missal kamu menyukai es krim dan pada suatu hari membeli 6 es krim sekaligus. Es krim pertama, nikmatnya bukan main. Es krim kedua, makin terasa enak. Kepuasanmu meningkat. Es krim ketiga, masih terasa enak meskipun tidak sepuas es krim pertama karena lidahmu sudah mulai sedikit kebal. Tambahan kepuasan dari mengknsumsi es krim tersebut berkurang. Pada es krim keempat, rasa es krim juga masih tetap enak, tapi mulai susah kamu telan.

Pada es krim kelima kamu bahkan mulai malas memakannya karena lidah makin kaku dan perut makin kenyang. Kamu mulai jenuh. Es krim tersebut kurang menarik minat lagi. Pada es krim keenam, kamu sudah tidak bisa memakannya lagi dan sakit perut. Situasi ini dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Gambar Grafik Hukum Gossen I

Dari tabel itu dapat dilihat bahwa nilai guna total pada awalnya menaik, namun selanjutnya menurun. Sedangkan nilai guna marjinal terus mengalami penurunan. Pada es krim pertama, kepuasan total atau nilai guna total memakan es krim adalah 40. Nilai guna marjinal atau kepuasan tambahnnya pun sangat tinggi, yaitu 40. Pada es krim kedua, nilai guna total terus meningkat, yaitu menjadi 70. Namun nilai guna marjinal atau tambahan kepuasan mulai berkurang, es krim kedua nilai guna marjinalnya bernilai 30. Demikian seterusnya sampai es krim kelima. Pada waktu es krim kelima, kamu sudah merasa kekenyangan sehingga tambahan nilai kepuasannya nol. Kemudian Ketika kamu mencoba memakan es krim keenam, kamu mala tidak mampu menelannya dan sakit perut. Nilai guna total es krim tersebut mulai menurun (menjadi 90), sedangkan nilai guna marjinal atau tambahan kepuasannya menjadi negative (- 10). Es krim keenam susdah tidak menarik selera lagi. Jadi terlihat bahwa nilai guna marjinal atau tambahan kepuasan dalam memakan es krim tersebut makin lama makin menurun. Karena Hukum Gossen ini menyinggung nilai guna marjinal, kadang - kadang Hukum Gossen I disebut juga hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun.

Posting Komentar

0 Komentar