HARI PENDIDIKAN NASIONAL
Ki Hadjar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Pada waktu belajar di Europeesche Lagere Sehool / ELS (SD bagi anak Eropa di Yogyakarta), beliau mulai bangkit untuk memberikan pendidikan bagi rakyat banyak, karena di sekolah itu hanya untuk anak-anak Eropa dan anak-anak bangsawan. Pengajarannyapun sama sekali tidak menyentuh kebudayaan Indonesia. Pendidikan di ELS mengutamakan kecerdasan dan kebendaan (intelektualisme dan materialisme).
![]() |
Gambar: StockSnap dari Pixabay |
Setelah tamat ELS, Ki Hadjar Dewantara memilih Sekolah Guru (Kweek School). Melalui sekolah itu beliau berniat untuk memberikan pendidikan bagi rakyat banyak. Karena pengaruh dari Dr. Wahidin Sudirohusodo, setelah tamat Kweek Sehool beliau melanjutkan ke Sekolah Tinggi Kedokteran (STOVIA) di Jakarta. Tetapi perhatian beliau kepada pendidikan rakyat tidak menjadi luntur.
Pada waktu Ki Hadjar Dewantara di buang ke Negeri Belanda selama 6 tahun, beliau teringat kembali akan keinginannya untuk mendidik rakyat. Di antara waktu pembuangannya itu beliau menyempatkan diri belajar tentang keguruan, dengan mengambil akta mengajar pada tahun 1915. Sepulang dari pembuangannya di negeri Belanda, pada tahun 1919, maka Ki Hadjar Dewantara menjadi Panitera Paguyuban/Perkumpulan Slasa Kliwonan.
![]() |
Gambar: pixabay.com |
Di sana beliau mendapat tugas untuk mendidik jiwa merdeka guna mencapai Indonesia merdeka. Melalui tugas itu beliau tuangkan gagasannya untuk mendirikan sekolah yang dapat dinikmati oleh rakyat banyak, yang melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Indonesia, yang berwawasan kebangsaan Indonesia, dan yang dapat membangun jiwa merdeka. Didirikanlah Perguruan Tamansiswa pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta bersama dengan beberapa temannya.
Melalui Perguruan Tamansiswa itu Ki Hadjar Dewantara dapat memberi kesempatan pendidikan kepada rakyat banyak. Beliau juga mengganti sistem pendidikan kolonial "regering – tucht en orde" dengan Tutwuri Handayani. Beliau menentang diberlakukannya Orderwijs Ordonnantie / OO tahun 1932. Beliau mengkonsepsikan sistem pendidikan nasional Indonesia, dan beliau diangkat menjadi Menteri Pendidikan Indonesia yang pertama.
0 Komentar